BLOGGER TEMPLATES AND Gaia Layouts »

Minggu, 24 Maret 2013

Going (Again) Part.1

source pict  : media - cdn 


Anda Siap ?!

Ya pertanyaan yang marginal yang seringkali ditanyakan ketika anda akan membuka lembaran baru...
Menyesali apa yang terjadi ketika pertanyaan ini akan datang adalah sebuah kebodohan dan saya yakin jika anda terus menyesali hal yang telah terjadi anda bukan bergerak ke belakang tapi memikul beban dan perlahan mundur ke belakang...

Itulah yang terjadi pada saya saat ini..
Dilematis memang namun hidup ini terus mengalir jadi kita harus mengatakan SIAP untuk menghadapai hari2x ke depan..

Balik lagi ke dua minggu ke belakang tepatnya ketika saya kembali ke ibukota dan kali ini saya sendirian.
Sebenarnya pertama kali sendirian sudah saya alami 2 bulan ke belakang namun kali ini saya sedikit PD (Percaya Domba) bahwa saya tahu arah yang akan di tuju.

Berangkat pukul 1.30 dari kota tercinta (yang sebenarnya saya sudah jemu) , saya naik PJ seperti biasa namun kali ini saya diantar sama Kakak saya yang menyempatkan diri datang ke rumah dan sekalian jalan ke arah yang sama...
Di tengah perjalanan saya mengobrol dengan warga kota saya sendiri namun saya sedikit "Kagok" karena apa,.Bahasa Sunda saya sebenarnya tidak begitu fasih sampai2x saya mengingat "Pa Ku Saya Di Tungguan" (kalimat ini merupakan kata2x tidak sopan yang acapkali keluar dari mulut saya)...
Dan  benar pula apa yang saya pikirkan,.orang yang saya ajak ngobrol sedikit canggung namun pembicaraan kami mengasikan dan tentunya sangat enjoyable..

Saya terperangah dengan tutur bicara orang di sebelah saya ini karena apa,.dia belum genap berumur 25 tahun tapi udah nikah dan dengan modal nekat dia mengadu nasib di Jakarta tapi tepatnya sih di Bekasi katanya ,. nama daerahnya Jati Bening deket Pondok Gede..

Sambil berbicara menyakinkan dia berkata "Lebih mending jadi pemukul bedug di lembur (read : Tempat Asal) dengan bayaran 30 rb daripada dagang di Jakarta dengan penghasilan 2 juta perbulan..

Duuuuuarrrrrrrrrrrrrrrrrrr!!!! mungkin itulah yang saya pikirkan tentang omongan  nya..
Begitu apa adanya dan tidak dibuat-buat.. Baginya lebih baik menjadi tukang bedug dengan bayaran ala kadarnya daripada mati2xan di Jakarta. Sekilas ada benarnya namun dia memikirkan anak dan juga istrinya yang mungkin tidak akan sejahtera jika berpenghasilan ala kadarnya.
Pernah mencoba usaha kelom namun apa daya modal tidak mencukupi dan bersaing dengan orang lain yang sudah mempunyai mesin sendiri...

Banyak sekali hikmah yang saya petik dari pembicaraan sekitar 3 jam di bus PJ ini namun sayangnya saya belum sempat menanyakan namanya...

Saya berharap bisa bertemu lagi di lain kesempatan dengannya dan tentunya saya sudah bekerja karena terus terang saya malu ketika beliau bertanya "tos damel ?"

Hahahaha,.klise memang namun apa yang dikatakannya denotasi dan sudah saatnya saya me-reset pemikiran
saya tentang "the future"...

Who knows ?